Jika blog ini bermanfaat bagi anda, bantu klik iklan di blog ini agar bermanfaat bagi saya...

Jangan lupa baca ni...

12 October 2010

Teori asam basa Brownstade Lowry Arhennius

Teori Asam dan Basa

Menurut sejarahnya, awalnya Lavoisier mengemukakan bahwa asam merupakan senyawa yang mengandung oksigen (oksida dari nitrogen, fosfor, sulfur dan halogen yang membentuk asam dalam air). Namun sekitar awal abad 19, beberapa asam yang tidak mengandung oksigen telah ditemukan, sehingga akhirnya pada tahun 1838 Liebig mendefinisikan asam sebagai senyawa yang mengandung hidrogen, dimana hidrogen tersebut dapat digantikan oleh logam. Pada abad berikutnya, dikembangkan definisi-definisi asam-basa yang memperbaiki definisi sebelumnya.

A. Teori asam dan basa Arrhenius
1. Asam
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mempelajari sifat garam dapur (NaCl) ketika dilarutkan dalam air. Menurut penelitiannya ternyata NaCl dalam air terdisosiasi (mengurai) menjadi partikel-partikel Na+ dan Cl- yang disebut ion natrium dan ion klorida seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi,

NaCl(p)  Na+(aq) + Cl-(aq)

Tiga tahun kemudian ia mengembangkan penelitiannya terhadap senyawa-senyawa asam seperti HCl. Menurutnya ketika HCl berujud gas dilarutkan dalam air, ternyata akan terionisasi (penguraian menghasilkan ion) menjadi ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) sebagaimana ditunjukkan pada :

HCl(g) H+(aq) + Cl-(aq)

atau

HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)

Ket : aq = aqueous = simbol fase untuk zat yang larut dalam air (H2O)
H2O dituliskan di atas tanda panah menunjukkan H2O sebagai pelarut

Jadi menurut Arrhenius suatu zat disebut asam apabila zat tersebut menghasilkan ion hidrogen H+ ketika dilarutkan dalam air. Oleh karena itu HCl disebut asam. Contoh lain adalah asam nitrat (HNO3 = bahan pembuat pupuk dan bahan peledak). Dalam air, asam nitrat ini akan terionisasi menurut persamaan reaksi,

HNO3(aq) H+(aq) + NO3-aq)

Baik HCl maupun HNO3 hanya mampu memberikan satu ion hydrogen per molekul asam itu. Asam semacam ini disebut asam monoprotik (satu proton). Proton menyatakan ion H+. Contoh asam monoprotik lainnya adalah :

Rumus Nama
HF Asam fluoride
HBr Asam bromide
HI Asam iodida
HClO Asam hipoklorit
HClO2 Asam klorit
HClO3 Asam klorat
HClO4 Asam perklorat
HNO2 Asam nitrit
CH3COOH Asam asetat (cuka)


Asam-asam yang mampu memberikan lebih dari satu ion H+ per molekul asam disebut asam poliprotik (banyak proton). Contohnya asam sulfat (H2SO4 = pengisi accumulator) dan asam fosfat (H3PO4). Asam sulfat secara khusus disebut asam diprotik (dua proton) karena satu molekul asam tersebut memberikan dua ion H+. Asam sulfat ini mengalami dua tahap ionisasi (penguraian menjadi ion-ion) yaitu,

H2SO4(aq) H+(aq) + HSO4-(aq) dan
HSO4-(aq) H+(aq) + SO42-(aq)
HSO4- disebut ion hidrogen sulfat, dan SO42- disebut ion sulfat.

Tanda panah satu arah menyatakan terionisasi (penguraian) sempurna, sehingga asam tersebut disebut asam kuat. Tanda panah dua arah menyatakan terionisasi tidak sempurna (berada dalam kesetimbangan), sehingga asam tersebut disebut asam lemah.

Contoh asam diprotik lainnya adalah :

Rumus Nama
H2SO3 Asam sulfit
H2CO3 Asam karbonat
H2C2O4 Asam oksalat
H2S Asam sulfida

Asam fosfat merupakan contoh asam triprotik (tiga proton), yang terionisasi dalam tiga tahap, yaitu :
H3PO4(aq) H+(aq) + H2PO4-(aq)
H2PO4-(aq) H+(aq) + HP)42-(aq)
HPO42-(aq) H+(aq) + PO43-(aq)

H2PO4- disebut ion dihorogen fosfat, HPO4- disebut ion monohidrogen fosfat, dan PO43- disebut ion fosfat.

2. Basa
Menurut Arrhenius, suatu zat disebut basa apabila zat tersebut menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika dilarutkan dalam air. Contoh padatan NaOH dan padatan Ca(OH)2 dalam air akan terionisasi menurut persamaan,

NaOH(p) Na+(aq) + OH-(aq)
atau
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2(p) Ca2+(aq) + OH-(aq)
atau
Ca(OH)2 (aq) Ca2+(aq) + OH-(aq)

Teori asam basa menurut Arrhenius mempunyai beberapa keterbatasan, salah satu diantaranya adalah membahas gejala asam basa hanya dalam pelarut air, padahal banyak pula reaksi-reaksi yang dilakukan dalam pelarut bukan air (non aqueous).


B. Teori asam dan basa Bronsted-Lowry
Pendekatan yang lebih umum dikemukakan secara terpisah oleh J.N. Bronsted (ahli kimia Denmark) dan T.M. Lowry (ahli kimia Inggris) pada tahun 1923. Didefinisikan bahwa asam adalah zat yang dapat menyumbangkan proton (H+) kepada zat lain, sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima proton (H+) dari asam. Jadi menurut konsep ini, asam klorida (HCl) yang dilarutkan dalam air, HCl tersebut akan bereaksi dengan pelarutnya (H2O) dengan melibatkan serah terima proton. Demikian perbedaan konsep Brosted-Lowry ini dengan konsep asam yang dikemukakan Arrhenius sebelumnya. Jadi HCl yang dilarutkan dalam air itu, HCl akan melepaskan H+ terhadap molekul H2O, sehingga menghasilkan ion hidronium (H3O+) dan ion klorida (Cl-) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut :


Untuk lebih jelasnya...
Ayo DOWNLOAD makalah teori asam basa menurut Arhennius, Brownstad-Lowry......

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar wahai pengunjung yang budiman.....
Dengan berkomentar, Admin bisa mengerti apa yang anda sarankan dan apa yang kurang dari blog ini. Thanks