Jika blog ini bermanfaat bagi anda, bantu klik iklan di blog ini agar bermanfaat bagi saya...

Jangan lupa baca ni...

22 October 2010

makalah trauma hepar

TRAUMA HEPAR

A. PENGERTIAN
Rongga abdomen memuat baik organ-organ yang padat maupun yang berongga. Trauma tumpul kemungkinan besar meyebabkan kerusakan yang serius organ-organ padat dan trauma penetrasi sebagian besar melukai organ-organ berongga.

Trauma abdomen menurut penyebabnya, dibagi atas :
1. Trauma Tembus
Yaitu dengan penetrasi kedalam rongga perut, dapat disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak.
2. Trauam Tumpul
Yaitu tanpa penetrasi kedalam rongga perut, dapat disebabkan oleh ledakan, benturan atau pukulan.

Cidera Pada Hepar
Setelah limpa, hepar adalah organ abdomen yang paling umum mengalami cidera, baik trauma tumpul penetrasi dapat menyebabkan cidera. Trauma hepatik dapat menyebabkan kehilangan banyak darah kedalam peritoneum.
Trauma hepar lebih banyak disebakan oleh trauma tumpul. Pasien dengan trauma tumpul adalah suatu tantangan karena adanya potensi cidera tersembunyi yang mungkin sulit dideteksi. Insiden komplikasi berkaitan dengan trauma yang penanganannya terlambat lebih besar dari insiden yang berhubungan dengan cidera tusuk.


B. ETIOLOGI
Adanya trauma tumpul yang biasa disebabkan karena kecelakaan motor, jatuh atau pukulan. Dengan adanya kompresi yang berat hepar dapat tertekan terhadap tulang belakang.


C. MANIFESTASI KLINIK.
- Nyeri.
- Penurunan bising usus.
- Hemorage sehingga Syok.

D. PENATALAKSANAAN.
Pengkajian .
1. Pra Rumah Sakit.
Fase ini dimulai pada tempat kecelakaan dengan pengkajian cepat terhadap cedera-cedera yang mengancam keselamatan jiwa.
a. Tingkat kesadaran .
b. Airway.
- Ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas karena darah, cairan, lendir
- Lidah jatuh kebelakang atau tidak.
- Jalan nafas efektif lewat hidung atau mulut.
- Jaga kepatenan jalan nafas.
- Apakah ada trauma pada wajah atau leher.
c. Breathing.
- Kaji frekuensi dan kedalaman nafas.
- Inspeksi kesimetrisan dada.
- Pergerakan nafas atau pergerakan dada.
- Ada atau tidak trauma pada dada.
- Perkusi jalan nafas.
- Auskultasi jalan nafas.
d. Sirkulasi.
- Ukur nadi arteri karotis.
- Akral dingin atau tidak.
- Warna kulit mengalami sianosis atau tidak.

1. Rumah Sakit.
Pengkajian dan perawatan yang dilakukan setibanya dirumah sakit dibagi kedalam empat fase :
a. Evaluasi Primer.
- Airway.
- Breathing.
- Sirkulasi.
- Informasi tentang mekanisme terjadinya cidera dan gambaran tentang keadaan kecelakaan. Untuk memberikan petukjuk tentang kemungkinan terjadinya cidera seruis.
b. Resusitasi.
Resusitasi seringkali mulai dilaksanakan selama evaluasi primer dan memcakup tindakan terhadap kondisi-kondisi yang mengancam keselamatan jiwa sambil evaluasi pasien secara simultan.
c. Pengkajian Sekunder.
Apabila kondisi pasien sudah distabilkan, riwayat kesehatan yang lengkap termasuk informasi tentang mekanisme cidera harus diperoleh dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh harus dilakukan. Pemeriksaan dapat mencakup CT-Scan.
d. Perawatan Definitif.
Lakukan evaluasi gejala dan tanda-tanda baru, penetalaksanaan terhadap kondisi-kondisi medis yang sudah ada terlebih dahulu, identifikasi cidera yang terlewatkan selama tindakan masalah-masalah yang mengancam jiwa.

Pemeriksaan Fisik .
Pemeriksaan abdomen harus dilakukan dengan cara yang teliti dan sistematis dengan urutan : inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi.
1. Inspeksi .
Penderita harus ditelanjangi. Jika penderita hemodinamis stabil, segmen abdominal dikempeskan sambil pantau tekanan darah dengan teliti.
Penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 5 mm Hg adalah tanda untuk menambah resusitasi cairan sebelum meneruskan pengempesan.
Perut depan, belakang dan bagian bawah dada dan perineum harus diperiksa.
Penderita dapat dibalikkan dengan hati-hati untuk mempermudah pemeriksaan lengkap.
2. Auskultasi.
Melalui ausikultasi ditentukan apakah bising usus ada atau tidak.
3. Perkusi.
Perkusi ini menghasilkan bunyi redup bila ada hemoperitonium.
4. Palpasi
 Tujuan palpasi adalah mendapatkan adanya dan menentukan tempat dari nyeri tekan superficial, nyeri tekan dalam atau nyeri lepas.
 Hati akan terasa lebih lembek.


mau lihat lebih lengkap makalahnya??? klik DOWNLOAD

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar wahai pengunjung yang budiman.....
Dengan berkomentar, Admin bisa mengerti apa yang anda sarankan dan apa yang kurang dari blog ini. Thanks