Jika blog ini bermanfaat bagi anda, bantu klik iklan di blog ini agar bermanfaat bagi saya...

Jangan lupa baca ni...

31 May 2010

Cara Pemberian Obat

Absorpsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut jumlah obat dalam prosentase dai dosis yang ditransfer dari tempat pemberian kesirkulasi sistemik, baik dalam bentuk utuh atau metabolitnya. Untuk menimbulkan efek farmakologis yang diinginkan obat harus dapat diabsorpsi dengan baik. Tergantung dari tujuan, sifat obat dan kondisi penderita, pemberian obat dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah per oral dan parenteral. Salah satu perbedaan keefektifan obat yang mungkin muncul disebabkan oleh karena adanya perbedaan cara pemberian atau rute pemberian yang berkaitan dengan kecepatan absorpsinya

Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dan memaksimalkan proses absorpsi oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan absorpsi dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja hingga menghilang efeknya (Duration of action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat untuk memberikan respon tertentu.

Cara pemberian obat yang paling umum adalah per oral karena mudah, aman, dan murah. Pada pemberian secara oral, sebelum obat masuk peredaran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, terlebih dahulu harus mengalami proses absorpsi di saluran cerna.

Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses absorpsi obat dalan saluran cerna, yaitu:

1. Bentuk sediaan:

Terutama berpengaruh terhadap kecepatan absorpsi obat yang secara tidak langsung mempengaruhi intensitas respon biologis obat.dalam bentuk sediaan yang berbeda, maka proses absorpsi obat memerlukan waktu yang berbeda dan jumlah ketersediaan hayati yang berlainan.

2. Sifat fisik dan Kimia obat:

Bentuk ester, asam dan garam kompleks dari bahan obat dapat mempengaruhi kelarutan dan proses absorpsi obat. Selain itu bentuk kristal/poimorfi kelarutan dalam lemak atau air, dan derajat ionisasi juga mempengaruhi proses absorpsi.

3. Faktor biologis:

pH saluran cerna, sekresi cairan lambung, gerakan saluran cerna, waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus, serta banyaknya pembuluh darah pada tempat absorpsi.

4. Faktor lain:

Umur, makanan,adanya interaksi obat dengan senyawa lain dan penyakit tertentu.

Kerugian pemberian secara per oral adalah banyak faktor dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat. Karena ada obat-obat yang tidak semua di absorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sistemik. Sebagian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding usus dan atau di hati pada lintasan pertamanya mulai organ-organ tersebut (metabolisme atau eliminasi lintas pertama). Eliminasi lintas pertama obat dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian parenteral, sublingual, rektal, atau memberikannya bersama makanan. Selain itu, kerugian pemberian melalui oral yang lain adalah ada obat yang dapat mengiritasi saluran cerna, dan perlu kerja sama dengan penderita, dan tidak bisa dilakukan pada pasien koma.


Mau download file lengkapnnya???? klik DISINI

27 May 2010

Klasifikasi air dan proses pembuatan air

Klasifikasi Air menurut pemakainnya:

1. Drinking water

Air untuk keperluan air minum dgn persyaratan sbb :

*Tidakberasa, berbau & berwarna

*Bebas mikroorganisme patogen yg sering dijumpai di air, spt : E. Coli, Salmonella, Mycobacteri

* Mengandung mineral dgn jumlah sesuai dgn kadarnya


2. Demineralized water
Aqua demineralisata yaitu air bebas mineral baik ion positif yg berasal dari logam (Fe, Mg dll), kesadahan (Ca, Mg dll) maupun ion negatif yg berasal dari udara (HCO3-, CO3-, NO3-), gas halogen (Cl-,Br-, I-, F-), belerang (HSO3-, SO4-) dll. DMW juga memenuhi persyaratan mikroorganisme sama seperti pada air minum.

3.
Purified water
Air
murni yang dihasilkan melalui serangkaian proses pendahuluan utk menghilangkan bau, rasa, warna, kesadahan, ion positif dan negatif dgn menggunakan water softener, mixed bed, R.O / Reverse Osmose System dan Sinar UV/Ultraviolet. Kualifikasi PW harus memenuhi persyaratan European Pharmacopeia&USP 28 dan harus di recycle terus menerus selama 24 jam nonstop

4. Highly Purified Water (H.P.W)

Air murni yg dihasilkan dgn sarana seperti diatas kecuali mixed bed diganti E.D.I(Electro Deionization System) shg kadar logam berat&nitrat dapat ditekan rendah.
E.D.I = Pengikat ion-ion dlm air dgn menggunakan elektroda yg diberi arus listrik. Kualifikasi H.P.W harus memenuhi persyaratan European Pharmacopeia&USP 28 dan harus di recycle terus menerus selama 24 jam nonstop

5. Water For Injection (W.F.I)

Air untuk injeksi dihasilkan dgn sarana seperti pd produksi H.P.W hanya pd fase terakhir dilakukan pemanasan dlm tangki tertutup untuk mensterilkan air yg dihasilkan & selama distribusi dlm pipa. Kualifikasi W. F. I harus memenuhi persyaratan European Pharmacopeia&USP 28 dan harus di recycle terus menerus selama 24 jam nonstop.

6.
Pyrogen Free Water for Injection
Air
untuk injeksi yang bebas pirogen dihasilkan dari air baku : P.W (Purified Water) atau H. P. W (Highly Purified Water) yang didestilasi 2 kali (bidestialtion). Kualifikasi PFWFI harus memenuhi persyaratan European Pharmacopeia&USP 28 dan harus di recycle terus menerus selama 24 jam nonstop



Proses Pemurnian air

mau lihat file lengkapnya???
ayo klik DOWNLOAD untuk artikel ini...