Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
B. Etiologi
Idiopatik tapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan kanker pada wanita :
1. Usia
Sekitar 80% terjadi pada usia diatas 60 tahun, resiko terbesar terjadi pada usia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker
Resiko terjadinya kanker meningkat 0,5 – 1% pertahun pada payudara yang sehat saat payudara yang terkena diangkat.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Ibu, anak/saudara perempuan menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4. Menstruasi pertama (menarche)
Sebelum usia 12 tahun, menopause diatas 55 tahun, kehamilan pertama usia 30 tahun/belum pernah hamil. Resiko menderita kanker 2-4x lebih besar jika semakin dini menarche.
5. Pemakaian pil KB
Dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara dan hal ini tergantung pada usia, lamanya pemakaian & faktor-faktor yang lain.
6. Pemakaian alkohol
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari dapat meningkatkan resti terjadinya kanker payudara.
7. Penyinaran
Pemaparan terhadap penyinaran dada pada waktu kanak-kanak dapat meningkatkan terkena penyakit kanker payudara.
8. Faktor-faktor lain
Seperti kanker rahim, ovarium, usus besar juga dapat meningkatkan resiko kanker kanker payudara.
C. Manifestasi Klinik
1. Gejala awal
Ada benjolan yang beda dengan jaringan payudara sekitar
Tidak ada nyeri
Mempunyai pinggiran yang tidak teratur
2. Gejala stadium lanjut
Benjolan terasa melekat pada kulit/dinding dada
Benjolan membengkak
Kulit diatas benjolan mengkerut (seperti kulit jeruk)
Ada nyeri tulang
Penurunan BB
Pembengkakan lengan (ulserasi kulit)
3. Gejala lain yang mungkin muncul
Perubahan bentuk dan ukuran payudara
Ada cairan abnormal dari putting susu (seperti pus)
Payudara tampak kemerahan
Putting susu bersisik, tertarik kedalam dan gatal
Nyeri payudara
D. Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari unsur epitel parenkim payudara dengan kesatuan fungsional terkecil adalah lobulus (terbentuk oleh kumpulan asinus dengan fungsi sekresi ASI dan struktur keluarnya), yang berukuran kecil disebut duktulus, yang lebih besar disebut duktus. Papilla atau putting susu adalah muara duktus ekstretorius bentuk lobus yang bercabang dalam sekelompoknya lobus. Kanker payudara yang berasal dari epitel asinus dalam lobulus disebut karsinoma lobular sedangkan kanker yang berasal dari epitel duktulus/duktus disebut karsinoma duktal.
Keganasan setempat yang masih terbatas intra lobular/intra duktal, belum ada kerusakan membran basalis dalam asimus dan duktus/duktus jadi belum ada tanda invasi ke jaringan diluar lobus/duktus, merupakan tahap awal karsinoma payudara. Pertumbuhan lebih lanjut dari masing-masing keganasan tersebut tetap seperti keadaan semula/invasif, Jaringan diluar lobulus/duktus/duktulus. Pertumbuhan keganasan yang tidak invasif kemana-mana disebut karsinoma invasif (karsinoma insitu).
Karsinoma lobular maupun duktal baik bersifat invasif/non invasif yang berukuran kurang dari 0,5 cm disebut kasinoma payudara minimal (dini). Secara klinik dan apabila ditinjau dari populasi sel ganas, masa minimal terdeteksi tersebut diperkirakan telah mencapai 30 doublings sehingga berbentuk 10 sel tumor ganas. Sel tumor ganas mengadakan pembelahan secara tidak teratur dan diperkirakan satu waktu doublings berkisar 30-200 hr/lebih. Sehingga status dini klinis tidak sama dengan status dini biologis. Apabila invasi tumor ganas mencapai pertumbuhan limfe atau pembuluh darah, akan terjadi emboli sel tumor ganas, sehingga akan memungkinkan penyebaran limfogen/hematogen baik regional/metastasis jauh.
Makalah terdiri dari 20 lembar, klik DOWNLOAD untuk makalah lengkap kanker payudara...
Film ini adalah remake dari German psychological thriller Das Experiment yang disutradarai oleh Oliver Hirschbiegel, dimana berpusat pada sekelompok orang biasa yang direkrut untuk mengambil peran petugas dan tahanan sebagai bagian dari studi penelitian dan meneliti bagaimana pengaruh peran yang ditugaskan, serta bagaimana kekuasaan dan kontrol dapat terpengaruh pada para peserta.
Adrien Brody akan memerankan sebagai pemimpin de facto dari kelompok tahanan sementara Forest Whitaker akan memainkan peran sebagai seorang penjaga yang telah diberikan kekuasaan.
Menjadi pengirim pesan sepertinya adalah pekerjaan mudah tapi tidak jika pesan yang harus dikirimkan adalah berita duka. Itulah pekerjaan paling berat yang harus diemban tentara pengirim 'pesan kematian' setelah mereka pulang dari sebuah pertempuran. Kali ini tugas berat ini jatuh ke tangan Will Montgomery (Ben Foster). Sepulang dari tugasnya di Irak, Will dan Tony Stone (Woody Harrelson) adalah dua orang tentara yang ditugaskan di Casualty Notification. Tugas mereka adalah mengirim kabar duka dengan datang langsung ke rumah keluarga para tentara yang meninggal di medan tugas ini. Tak perlu waktu lama buat Will untuk menyadari bahwa tugas menjadi pembawa pesan ini ternyata jauh lebih berat dari menghadapi musuh di medan perang.
Salah satu tugas yang harus dijalankan Will dan Tony adalah memberi tahun Olivia Pitterson (Samantha Morton) bahwa suaminya telah meninggal di medan perang. Ternyata pertemuan dua orang yang sedang dalam kondisi sangat labil ini malah berubah menjadi kedekatan secara pribadi. Will yang semula hanya ingin menyampaikan kabar buruk ini dan pergi ternyata malah merasakan ikatan batin yang kuat pada Olivia.
Elizabeth Gilbert (Julia Roberts) atau yang akrab dipanggil Liz, merindukan kehidupan yang seimbang. Karir sebagai penulis, memiliki rumah indah serta suami yang setia dan baik hati rupanya tak membuat hidupnya terasa ‘cukup’. Ia merindukan sesuatu, yang bisa membuatnya kembali bergairah. ‘Sesuatu’ yang ia sendiri pun tak pernah tahu. Setelah bercerai dari suaminya, Stephen (Billy Crudup), Liz berpacaran dengan seorang aktor panggung bernama David (James Franco). Sayang, percintaannya lagi-lagi kandas di tengah jalan.
Penulis itu pun mulai merancang sebuah perjalanan panjang. Tujuan utama Liz adalah Italia. Aksen Itali yang seksi ditambah makanan yang lezat membuatnya sangat terpesona. Dalam film ‘Eat Pray Love’, Italia diartikan sebagai Makanan (Eat). Berbagai macam makanan yang digambarkan dalam film itu memang terlihat menggiurkan, mulai dari pizza hingga pasta tersaji di sudut-sudut romantis Italia.
Berikutnya adalah pemandangan kumuh di seputar India. Di tempat itu Liz ingin menemukan kekuatan doa (Pray) dari seorang Guru. Di India ia belajar dari seorang pria, Richard from Texas (Richard Jenkins) agar dapat melupakan masa lalunya.
Keindahan Pulau Dewata menjadi tujuan Liz yang terakhir. Di Bali, ia ingin bertemu lagi dengan Ketut Liyer (Hadi Subiyanto), seorang dukun Bali yang sudah tua dan ompong. Sebelumnya, Ketut Liyer pernah meramal tentang kehidupannya.
Di Indonesia pula, ia jatuh cinta pada duda Brazil bernama Felipe (Javier Bardem). Indonesia diartikan sebagai ‘Love’ dalam film besutan Ryan Murphy itu. Sutradara Ryan Murphy rupanya sengaja menyorot pemandangan indah Italia dan Indonesia. Dia ingin memanjakan mata para penonton dengan sudut-sudut indah yang dilalui sepanjang perjalanan Liz.
Jangan heran jika setelah menonton film ini yang terkenang adalah lezatnya makanan Italia, potret pemandangan Bali yang indah, dan pelajaran hidup yang bisa diambil dari perjalanan hidup Liz. Sosok Liz yang modern mungkin terlihat sedikit egois dalam film ini.
Namun bagi kaum hawa, mungkin mereka akan jatuh cinta pada sosok laki-laki yang pernah hadir dalam kehidupan Liz. Sebut saja Luca Argentero yang berperan sebagai Giovanni sang pengajar bahasa Itali, James Franco yang berperan sebagai David (pacar Liz) atau si seksi Javier Bardem yang sebelumnya bermain dalam ‘Vicky Cristina Barcelona’.
Film yang diangkat dari kisah hidup Elizabeth Gilbert ini boleh jadi adalah film yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia, sebab lokasi pengambilan gambar untuk film ‘Eat Pray Love’ banyak dilakukan di Bali, Indonesia. Penasaran dengan keindahan ‘Eat Pray Love’? Film ini dapat disaksikan mulai hari ini, 13 OKtober 2010.
Epilepsi merupakan penyakit tertua di dunia (2000 th SM) (Petrus Tjahyadi dikutif dari Harsono,Ed : 1996). Di Indonesia kasus epilepsi secara pasti tidak diketahui karena tidak ada data epidemiologi, namum hingga saat ini diperkirakan ada 900.000 sampai 1.800.000 kasus (Petrus Tjahyadi dikutif dari Harsono,ED : 1996).Penyakit epilepsi selain merupakan masalah kesehatan yang sangat rumit juga merupakan suatu penyakit yang menimbulkan dampak / stigma sosial yang sangat berat bagi penderita dan keluarganya. Adanya pemahaman yang salah tentang penyakit epilepsi yang dipandang sebagai penyakit kutukan merupakan suatu hal yang menyebabkab sulitnya mendeteksi jumlah kasus ini di masyarakat karena biasanya keluarga sering menyembunyikan keluarganya yang menderita penyakit ini.
Penanganan terhadap penyakit ini bukan saja menyangkut penanganan medikamentosa dan perawatan belaka, namun yang lebih penting adalah bagaimana meminimalisasikandampak yang muncul akibat penyakit ini bagi penderita dan keluarga maupun merubah stigma masyarakat tentang penderita epilepsi.
Pada dasarnya epilepsi merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat adanya ketidak seimbangan polarisasi listrik di otak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi akibat adanya fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada di dalam otak.
Masalah yang muncul adalah bagaimana hal tersebut bisa muncul, bagaimana manifestasinya dan bagaimana penanganan yang dapat dilakukan untuk kasus ini masih memerlukan kajian yang lebih mendalam.
B.Deskripsi Penyakit
Epilepsi terjadi akibat adanya kerusakan membran pada sel glia otak. Sel glia merupakan bagian dari sel otak yang multi fungsi. Salah satu fungsi penting dari sel glia bila dikaitkan dengan penyakit epilepsi ini adalah fungsi sel glia sebagai pensuplai nutrisi dan reservoar dari elektrolit seperti ion K, Ca dan Na. Ketidak seimbangan pada sel ini akan menyebabkan permasalahan pada sel syaraf. Proses epileptogenik akan terjadi bila ada pelepasan muatan paroksiman karena mekanisme intrinsik dari membran neuron yang menjaga kestabilan ambang lepas muatan terganggu sehingga bisa terjadi depolarisasi secara terus menerus yang selanjutnya menyebabkan timbulnya letupan potensial aksi (paroksismal depolarisasi shif).
1.Kejang umum :
Kejang yang menunjukkan sinkronisasi keterlibatan semua bagian otak pada kedua hemisfer. Otak teraktivasi secara bersama tanpa awitan fokal, sinkron, tanpa didahului oleh prodormal dan aura. Yangdigolongkan dalam jenis ini adalah petit mall, grand mall, mioklonik dan atonik.
a.Petit mall : muncul setelah usia 4 tahun, pasien kehilangan kesadaran sesaat seperti bengong tanpa disertai gerakan involunter yang aneh. Bila hal ini berlangsung terus dapat berakibat buruk pada alur belajar terutama anak-anak yang sedang belajar. Anak akan menjadi malu sehingga anak akan mengalami gangguan dalam prestasi belajar.
b.Grand mall / kejang tonik-klonik : yakni adanya serangan kejang ekstensi tonik-klonik bilateral ekstremitas. Kadang disertai dengan adanya inkontinensia urine atau feces, menggigit lidah, mulut berbusa dan kehilangan kesadaran yang mendadak yang diikuti gejala-gejala post iktal seperti nyeri otot, lemah dan letih, bingung serta tidur dalam waktu lama.
2.Kejang parsial
Kejang yang didahului dengan adanyaawitan fokal yang melibatkan satu bagian tertentu dari otak.
a.Kejang parsial sederhana : sering disebut epilepsi Jakson, dimana pada kelompok ini akan terjadi kejang secara involunter yang bersifat unilateral tanpa diikuti oleh adanya perburukan.
b.Kejang parsial kompleks : sering disebut dengan kejang lobus temporal, psikomotor atau otomatisme yang fokalnya sering berpusat pada lobus temporalis. Sering pada kejang parsial sering diikuti oleh gangguan kesadaran semacam gangguan proses pikir. Gejala dapat berupa halusinasi, mual dan berkeringat sebagai prodormal. Pasien yang sedang mengalami serangan ini sering menunjukkan perilaku bersifat agitatif dan kombatif.
Bila dikaitkan dengan kelompok usia yang terpapar, epilepsi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis (Harsono.ED.1996) :
1.Kelompok Usia 0 – 6 bulan
a.Kelainan intra uterin, yang menyebabkan gangguan migrasi dan diferensiasi sel neuron. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh infeksi intra uterin.
b.Kelainan selama kehamilan misal asfeksia, dan perdarahan intra uterin yang didahului oleh kelainan maternal seperti : hipotensi, eklamsia, disproporsi sefalopelvik, kelainan plasenta, tali pusat menumbung atau belitan tali pusat pada leher.
c.Kelainan kongenital seperti kromosom abnormal, radiasi obat teratogenik, infeksi intra partum oleh toksoplasma, sitomegalo virus, rubela dan treponema.
d.Gangguan metabolik seperti hipoglikemi, hipokalsemi, hiponatremia, dan defisiensi piridoksin.
e.Infeksi Susunan Saraf Pusat seperti meningitis, ensefalitis, dan hidrosefalus pasca infeksi.
Ayo klik DOWNLOAD untuk mendapatkan askep lengkapnya,....