Jika blog ini bermanfaat bagi anda, bantu klik iklan di blog ini agar bermanfaat bagi saya...

Jangan lupa baca ni...

16 May 2010

Rute Pemberian Obat

Absorpsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut jumlah obat dalam prosentase dari dosis yang ditransfer dari tempat pemberian ke sirkulasi sistemik, dalam bentuk utuh atau metabolitnya. Unuk dapat menimbulkan efek famakologis yang diinginkan, obat harus dapat diabsorpsi dengan baik. Tergantung dari tujuan, sifat obat dan kondisi penderita, pemberian obat dapat dilakukann melalui berbagai cara, diantara nya adalah per oral dan parenteral. Salah satu perbedaan keefektifan obat yang mungkin muncul disebabkan oleh karena adanya perbedaan cara pemberian atau rute pemberian yang berkaitan dengan kecepatan absorpsinya.

Mekanisme absorpsi obat secara umum :
  • Difusi pasif, penembusan ke dalam membran dengan adanya perbedaan knsentrasi dan tanpa bantuan. Transport senyawa berbanding langsung dengan landaian konsentrasi, koefisien distribusi senyawa serta koefisien difusi berbanding terbalik dengan tebal membran.
  • Difusi terfasilitasi, proses penembusan tanpa menggunakan energi (ATP) tetapi memerlukan bantuan pembawa (carrier).
  • Transport aktif, menggunakan energi dari sintesis ATP karena senyawa memasuki suatu membran dengan melawan gradien (melawan konsentrasi –> kebalikan dari difusi pasif).
  • Pinositosis, untuk molekul besar berupa cairan, mekanismenya seperti fagositosis (fagositosis untuk berupa partikel padat)
  • Pasangan ion, senyawa2 tertentu yang di dalam tubuh/ di luar membran sel mengalami ionisasi sehingga sukar diserap maka senyawa tersebut berikatan dengan senyawa yang berlawanan muatan kemudian dihantar menembus membran sel dan masuk ke dalam cairan intraseluler.
Mekanisme absorpsi obat dalam berbagai rute pemberian:

1. Rute bukal (sublingual)

Penempatan di bawah lidah memungkinkan obat berdifusi ke dalam anyaman kapiler dan secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Keuntungannya adalah obat melakukan bypass melewati usus dan hati dan tidak diinaktivasi oleh metabolisme. Pemberian ini hanya mungkin untuk obat yg dapat diabsorpsi dengan mudah dan tidak untuk obat yang memiliki rasa tidak enak.

2. Rute oral

Cara pemberian yang paling sering dengan berbagai alasan . Beberapa obat diabsorpsi di lambung, namun duodenum sering merupakan jalan masuk utama sirkulasi sistemik karena permukaan absorpsinya lebih besar. Metabolisme langkah pertama oleh usus atau hati membatasi efikasi banyak obat ketika diminum per oral. Makanan dalam lambung memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga obat dihancurkan oleh asam. Pada usus luas permukaan penyerapan memungkinkan penyerapan (absorpsi) dapat lebih cepat dan sempurna, karena dicapai melalui lipatan mukosa, jonjot mukosa, dan kripta mukosa serta mikrovili.

3. Rute rektal

Lima puluh persen aliran darah dari rektum memintas sirkulasi portal (melalui hati ß biasanya pada rute oral), sehingga biotransfortasi obat oleh hati dikurangi. Bagian obat yang diabsorpsi dalam 2/3 bagian bawah rektum langsung mencapai vena cava inferior dan tidak melalui vena porta. Keuntungan pemberian melalui rektal (juga sublingual) dl mencegah penghancuran obat oleh enzim usus atau pH dalam lambung. Rute rektal juga berguna untuk obat yang menginduksi muntah jika diberikan secara oral atau jika penderita mengalami muntah-muntah.

4. Rute intravaskular (IV)

................

5. Rute intramuskular (IM)

................

6. Rute subkutan (SC)

........................

7. Inhalasi (melalui paru-paru)

...............................

8. Intranasal (lewat hidung)

.......................................

9. Intratekal (intraventrikular)

.....................................

10. Topikal (kulit)

.............................................


Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan adalah pemberian obat per oral, karena mudah, aman, dan murah. Pada pemberian secara oral, sebelum oba masuk ke peredaran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, terlebih dahulu harus mengalami absorbsi pada saluran cerna.

Kerugian pemberian per oral adalah banyak faktor dapat mempengaruhi bioavaibilitas obat. Karena ada obat-obat yang tidak semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sistemik. Sebagian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding usus dan atau di hati pada lintasan pertamanya melalui organ-organ tersebut (metabolisme atau eliminasi lintas pertama). Eliminasi lintas pertama obat dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian parenteral, sublingual, rektal, atau memberikannya bersama makanan.

Selain itu, kerugian pemberian melalui oral yang lain adalah ada obat yang dapat mengiritasi saluran cerna, dan perlu kerja sama dengan penderita, dan tidak bisa dilakukan saat pasien koma. Pemberian obat secara parenteral memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
  1. efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian per oral;
  2. dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah; dan
  3. sangat berguna dalam keadaan darurat. Kerugiannya antara lain dibutuhkan cara asepsis, menyebabkan rasa nyeri, sulit dilakukan oleh pasien sendiri, dan kurang ekonomis.

Pemberian intravena (IV) tidak mengalami absorpsi tetapi langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara capat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Kerugiannya adalah mudah tercapai efek toksik karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan, dan obat tidak dapat ditarik kembali.

Injeksi subkutan (SC) atau pemberian obat melalui bawah kulit, hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi jaringan. Absorpsinya biasanya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama. Injeksi intramuskular (IM) atau suntikkan melalui otot, kecepatan dan kelengkapan absorpsinya dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air. Absorpsi lebih cepat terjadi di deltoid atau vastus lateralis daripada di gluteus maksimus.

Injeksi intraperitoneal atau injeksi pada rongga perut tidak dilakukan untuk manusia karena ada bahaya infeksi dan adesi yang terlalu besar.

Pemberian secara injeksi intravena menghasilkan efek yang tercepat, karena obat langsung masuk ke dalam sirkulasi. Efek lebih lambat diperoleh dengan injeksi intramuskular, dan lebih lambat lagi dengan injeksi subkutan karena obat harus melintasi banyak membran sel sebelum tiba dalam peredaran darah.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses absorbsi obat pada saluran cerna antara lain:


Artikel lengkapnya dapat di download,.. dibawah ini...
Ayo klik DOWNLOAD untuk artikel ini.....

11 comments:

  1. terimakasih tulisannya,,,very helpful :)

    ReplyDelete
  2. Harap di tunggu ea.... maci dalam perbaikan.... tombol download akan segera muncul... Mksih

    ReplyDelete
  3. awkkawka
    adminnya pakar it juga

    ReplyDelete
  4. downloadnya gmn ni?

    ReplyDelete
  5. kok susah downloadnya........

    ReplyDelete
  6. Masa sich...???
    Aq test barusan bisa owk,... Pelajari lebih lengkap menu "cara download". thanks

    ReplyDelete
  7. AnonymousJune 13, 2011

    susah dowload :(

    ReplyDelete
  8. jngan di persulit donk untuk downloadnya

    ReplyDelete
  9. down loadnya susah bozzz,,,,

    ReplyDelete
  10. asli,, ni artikel tw apa,, mw download aja susah,, bagi ilmu ribet amat..

    ReplyDelete

Jangan lupa komentar wahai pengunjung yang budiman.....
Dengan berkomentar, Admin bisa mengerti apa yang anda sarankan dan apa yang kurang dari blog ini. Thanks